Peluang Menjadi Marketing/ Marketer Syariah | Dapat BERKAHnya, Dapat Pula REJEKInya

Marketing Syariah
1) Kesempatan menjadi marketing/agen Produk Syariah di Kota Anda di Seluruh Indonesia
2) Mendapatkan pelatihan bagaimana memasarkan Produk Syariah dan langsung Closing/ berhasil melakukan penjualan
3) Terbuka Bagi Siapa Saja yang Serius Ingin Bekerjasama (Pria/ Wanita/ Menikah/ Lajang/ Ibu Rumah Tangga/ Berpengalaman/ Belum Berpengalaman/ Lulus Kuliah/ Tidak Lulus Kuliah/ Tidak Kuliah/ Sedang Kuliah)
4) Pengisian Data Lengkap akan Membantu Kami Segera Menghubungi Anda Via HP/ Email
5) Kesempatan Tanya Jawab Akan Diberikan Kesempatan Pada Saat Kami Hubungi
6) Pengisian Data Berikut Ini sebagai Langkah Awal Seleksi Pemilihan Partner Kerja Kami di Kota ANDA
7) Data yang Masuk Hanya Dipergunakan untuk Kepentingan Seleksi Marketing Freelance Kami (tidak diserahkan ke pihak lain)
8) Bukan Penawaran MLM, Money Game, dan Sejenis
9) Marketing Freelance yang Terpilih akan Mendapatkan Coaching/pendampingan Via YM, Facebook, Video,Ebook, Email
10) Kami tidak Memungut Biaya

Tahukah anda profesi paling dicari oleh perusahaan?

Tahukah anda profesi paling dicari oleh perusahaan?


Mungkin Anda termasuk salah satu orang yang anti mendengar istilah salesman. Istilah untuk tenaga penjual yang satu ini memang sering mendapat predikat negatif, seperti sering memaksa orang membeli produknya atau mengganggu ketenangan. Karena cap negatif tadi, pada akhirnya banyak orang yang enggan menjalani profesi sebagai salesman.

Tapi, jangan salah. Para salesman ini justru memiliki peran yang sangat besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Para tenaga penjual inilah yang menjadi ujung tombak dari suatu perusahaan. "Mereka adalah orang-orang yang bertugas menjaring pendapatan bagi perusahaan," papar Haryo Utomo Suryosumarto, pendiri dan Managing Director PT Headhunter Indonesia.

Meskipun biasanya disandingkan, profesi sales berbeda dengan profesi marketing. Orang-orang yang menjalani profesi marketing atawa pemasaran biasanya lebih bertanggung jawab pada bagaimana membentuk brand awareness produk atau jasa perusahaan tersebut di masyarakat dengan berbagai strategi.

Sementara orang yang berprofesi sebagai sales akan bertugas mendistribusikan produk atau jasa perusahaan ke tangan pengguna atau pelanggan. Jadi, tanpa adanya tenaga penjual, sehebat apa pun strategi marketing yang digunakan, perusahaan tak bisa menjaring laba.

Besarnya peranan pekerja sales ini membuat posisi salesperson menjadi salah satu profesi yang paling dicari oleh perusahaan. Permintaan atas tenaga penjual ini boleh dibilang selalu ada. "Permintaan di posisi penjualan sangat besar," cetus Haryo.

Pengelola situs penyedia informasi lowongan kerja karier.com pun mengakui hal tersebut. Menurut karier.com, empat bidang pekerjaan yang paling banyak dicari oleh perusahaan adalah sales dan marketing, accounting dan finance, administrasi, serta teknologi informasi. Karena itu, peluang berkarier sebagai tenaga penjual di perusahaan selalu terbuka.

Jadi jangan buru-buru memalingkan muka dari profesi sales. Asal tahu saja, profesi ini justru menjanjikan peluang karier yang sangat cerah, lo. Sudah banyak sekali contoh orang-orang yang berasal dari divisi sales bisa naik ke jenjang karier berikutnya dengan cepat. Bahkan, banyak di antara mereka yang kemudian didapuk sebagai pimpinan perusahaan tersebut.

Salah satunya adalah Maurits Daniel Rudolf Lalisang. Di awal 1980-an, pria kelahiran Jakarta ini sempat menjadi salesman yang bertugas menawarkan produk-produk bikinan Unilever hingga keluar masuk pasar tradisional. Kini, Maurits adalah Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Tenaga penjual lain yang sukses mencapai puncak karier adalah Satoru Arai, Presiden Direktur Sony Indonesia.

Ketika pertama kali bergabung di Sony Corporation pada 1989, pria keturunan Jepang ini semula hanya salah seorang sales officer di perusahaan elektronik tersebut.

Profesi tenaga penjual bukan cuma menjanjikan jenjang karier yang menarik. Profesi ini bisa memberikan pemasukan yang lebih besar ketimbang profesi lainnya di sebuah perusahaan. "Potensi penghasilan seorang sales sangat besar dan cenderung tak terbatas, karena pada umumnya berbasis pada komisi," papar Gurning, Financial Planner dari Prudential Syariah.

Apakah anda siap menerima tantangan ?

Bank Syariah Pertama di Jerman segera lahir

 Bank Syariah Pertama di Jerman segera lahir


 Bank pembiayaan Turki, Kuveyt Turk, tengah mengajukan permohonan izin operasi di Jerman. Bila izin keluar, bank tesebut akan menjadi bank syariah pertama di kekuatan ekonomi terbesar di Eropa tersebut.

Chief Executive Kuveyt Turk, Ufuk Uyan, mengatakan kepada Reuters perusahaan tengah menunggu tanggapan dari pengawas keuangan Jerman, Bafin. Diharapkan proses aplikasi bisa selesai tahun depan sehingga perusahaan itu bisa segera beroperasi.

"Kami ingin membuka cabang di Jerman dan jika model ini berhasil kami berencana akan mempertimbangkan untuk membuka cabang di negara lain," kata Uyan, Kamis (29/11). Investasi awal untuk pembukaan satu cabang di Jerman mencapai 45 juta euro.

Sistem keuangan syariah merupakan sistem perbankan yang melarang adanya bunga dan spekulasi. Kuveyt Turk hadir untuk menekan permintaan kehadiran perbankan syariah 4 juta penduduk Eropa. Eropa merupakan wilayah dengan komunitas Muslim terbesar kedua di dunia.

Kebanyakan dari mereka berasal dari Turki. Ditambah lagi perbankan konvensional sudah meretakkan kepercayaan masyarakat karena tergerus krisis. "Kami ingin memainkan peran dalam pertumbuhan ini segmen kecil dan menengah," kata Uyan.

Kuveyt Turk memperkirakan peningkatan 30 persen dari deposito dan 15 persen untuk pembiayaan hingga akhir tahun ini. Pada 2013 perusahaan mengharapkan terdapat peningkatan sebesar 15 persen secara keseluruhan.

Uyan mengungkapkan perusahaan juga tengah merencanakan penambahan modal sekitar 950 juta lira atau 530 juta dolar tahun depan. Perusahaan yang baru saja menerbitkan sukuk 350 dolar ini berencana akan membentuk unit pensiun

Tips Memilih Bisnis yang Tepat

Tips Memilih Bisnis atau Profesi yang Tepat


Menurut guru kami Tung Desem Waringin , kebanyakan orang saat memilih pekerjaan ataupun bisnis sering kali terbalik, sering kali orang memilih yang paling mudah terlebih dahulu. Walaupun dia tidak suka atau pekerjaan tersebut tidak menghasilkan seperti yang dia inginkan, dia tetap saja memilih yang paling mudah.

Beliau mencontohkan, ketika orang lulus kuliah atau lulus sekolah, pertama kali pekerjaan apapun akan diterima, bahkan dia menekuninya, ataupun dipecat ataupun pensiun dia tidak mencari pekerjaan lain.

Kenapa? Karena dia mencari yang mudah. Dalam hidup ini kalau Anda mencari yang mudah, Anda dapat yang mudah tapi belum tentu menghasilkan, tapi kalau Anda mencari yang menghasilkan dan yang Anda suka, mendadak hidup Anda akhirnya jadi mudah.

Jadi, di dalam hidup ini, hal pertama yang harus diperhatikan dalam bisnis adalah harus memilih goal-goal yang kita inginkan seperti apa? Goal keuangan, goal apapun, goal kesehatan, goal waktu kita, goal relationship kita, goal intelektual kita, mental kita dan kemudian kita sadari goal-goal tadi kira - kira butuh uang berapa? Butuh biaya berapa?

Dan kemudian yang kedua, sadari goal - goal kita tadi butuh biaya berapa dan kapan. Dan dari biaya tersebut, kita hitung kita butuh uang tersebut hingga umur berapa.

Setelah melakukan hal tersebut, baru yang ketiga harus kita cari, bisnis - bisnis apa yang bisa menghasilkan ke arah sana dalam waktu yang seperti saya inginkan. Bisnis tadi bisa jadi banyak sekali, entah bisnis online ataupun offline, dan setelah ditulis, baru kita pilih mana yang kita suka. Kita harus memilih yang kita suka, karena kalau kita tidak suka, tidak bisa jalan.

Coba bayangkan: "Apakah Michael Jordan bisa sukses seperti hari ini, tapi ternyata sebenarnya dia tidak suka basket?" Tidak mungkin. "Apakah Madonna tidak suka nyanyi, tidak suka menari?". Tidak mungkin. Nah kita cari yang kita suka. Anda tanya: "Boleh tidak yang menghasilkan tapi kita tidak suka?". Jawabnya: "Boleh" dengan syarat: secepat mungkin kita delegasikan.

Terakhir, guru saya berpesan "Saran saya, cari yang Anda suka, tetapi menghasilkan. Kemudian dari yang menghasilkan dan Anda suka, baru pilih mana yang mudah dicapai".

Semoga bermanfaat, saya mengucapkan salam dahsyat penuh berkah!

Muhammad Rifai Gurning, CFT-TDW,

Ekonomi Syariah menjawab tantangan Krisis Global

Ekonomi Syariah menjawab tantangan Krisis Global


Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengatakan, ekonomi free market mecanism teryata tak dapat memberikan jaminan terhadap hantaman krisis. Kasus yang sangat aktual saat ini terjadi adalah bergejolaknya ekonomi dunia, dimulai dari Yunani, Perancis, Italia dan Spanyol.

Krisis Keuangan yang terjadi di kawasan Eropa dan Amerika tersebut mengidentifikasikan akan kegagalan ekonomi kapitalis. Ekses lainnya muncul kampanye anti kapitalisme sebagai bentuk rasa kecewa dan frustasi yang mengakibatkan makin tingginya kesenjangan antara "the haves" dan "the haves not".

Menurut Syarief, ketidakmampuan sistem ekonomi kapitalis dalam menjawab tantangan kebutuhan masyarakat merupakan sebuah harapan dan angin segar bagi tumbuh dan berkembangnya sistem ekonomi syariah dan diharapkan menjadi harapan pemerintah khususnya agenda Kabinet Indonesia Bersatu II yaitu, pro poor, pro jobs dan pro growth.

"Kita terus berupaya menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan ekonomi syariah. Diantaranya dengan kebijakan diterbitkannya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 91/2004 tentang petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yang disertai dengan instrumen pedoman standar operasional manajemen KJKS/UJKS Koperasi, pedoman penilaian kesehatan KJKS/UJKS Koperasi dan Pedoman Pengawasan KJKS/UJKS Koperasi",  jelas nya dalam siaran pers yang diterima merdeka.com di Jakarta, Minggu (24/6).

Selain itu, pengembangan ekonomi syariah saat ini diyakini akan mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pasalnya prinsip ekonomi syariah bertumpu pada sektor riil dan berbeda dengan prinsip ekonomi lain. Jika dilihat pada kinerja perbankan syariah, memiliki FDR (Financing to Deposit Ratio) sangat tinggi dan pembiayaannya disalurkan sebagian besar pada sektor UMKM. Oleh karena itu, perbankan syariah merupakan real sektor bases banking dan berbeda dengan perbankan konvensional.

Disamping itu, prinsip ekonomi syariah menekankan perlunya menggerakkan sektor riil yang minus kegiatan spekulasi dan riba, serta berbasis halal. "Maka di sinilah letak posisi ekonomi syariah dalam mendorong sektor riil," tambahnya

Sementara Dewan Pengurus PKES, Harisman, di kesempatan itu mengatakan, perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia sangat menjanjikan. Hal ini bisa dilihat dari aset bank syariah secara keseluruhan selama 2011 mencatatkan pertumbuhan 49 persen dengan total asset Rp149 triliun. Aset tersebut masih sekitar empat persen dibandingkan total aset perbankan nasional.

Gadai Syariah dalam pengawasan BI

Gadai Syariah dalam pengawasan BI


Bank Indonesia telah mendapati indikasi bank syariah lain yang melakukan praktik gadai emas dengan ketentuan yang melenceng dari aturan yang telah ditetapkan.

"Ada beberapa yang lain, yang katanya mirip dengan BRI Syariah. Sedang mengumpulkan info. Setahu saya yang sudah berhubungan dengan kami baru satu bank," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah di Jakarta.

Halim mengatakan, bank sentral saat ini sedang melakukan kajian terhadap kasus yang melibatkan BRI Syariah dan nasabah-nasabah gadai emas.

"BRI Syariah sedang diteliti. Tanya nasabahnya apa yang terjadi. Baru dengar. Kita tahu bahwa ada masa transisi yang diberikan bank supaya mereka berikan masa transisi kepada nasabah," jelas Halim.

Halim menegaskan bahwa bank sentral telah mewanti-wanti industri perbankan syariah untuk mengedepankan aspek non spekulasi. "Kan kita sudah mewanti-wanti sejak pertengahan tahun lalu. Karena itu bukan produk syariah yang mengedepankan non-spekulasi," katanya.

Sebelumnya salah satu seniman asal Yogyakarta, Butet Kartaredjasa mengaku menjadi salah satu korban produk gadai emas di BRI Syariah.

Dia mengaku menjadi nasabah gadai emas BRI Syariah di Yogyakarta pada bulan Agustus 2011. Meskipun kontraknya adalah gadai emas, praktiknya tidak seperti itu. Dalam transaksi tersebut Butet tidak menyerahkan emas, melainkan seperti membeli emas secara mencicil.

Butet diketahui membeli emas di BRI Syariah sebanyak 4,83 kg dan 600 gram. Harga saat itu adalah Rp 500.000 hingga Rp 505.000 per gram. Dia menyetor dana 10 persen dari total harga emas sedangkan sisanya diangsur selama tiga tahun. Selain itu, dia juga harus membayar biaya titip hingga kontrak berakhir.

Pada Desember 2011, Butet diberi tahu bahwa kontrak gadainya tidak bisa dilanjutkan dengan alasan BI sedang mengatur ulang bisnis tersebut. Bank menawarkan jalan keluar yakni menjual emas. Sayangnya, saat itu harga emas turun sehingga hasil penjualan Butet tak cukup menutup kewajibannya.

prudential indonesia


prudential indonesia

strategi marketing asuransi


strategi marketing asuransi

lowongan kerja surabaya


lowongan kerja surabaya

prudential syariah


prudential syariah

produk ekonomi syariah


produk ekonomi syariah

produk reksadana syariah


produk reksadana syariah

produk pasar modal syariah


produk pasar modal syariah

produk-produk perbankan syariah


produk-produk perbankan syariah

produk-produk syariah


produk-produk syariah

produk keuangan syariah


produk keuangan syariah

produk investasi syariah


produk investasi syariah

produk asuransi syariah


produk asuransi syariah

lowongan marketing syariah


lowongan marketing syariah

pemasaran asuransi syariah


pemasaran asuransi syariah

marketing syariah


marketing syariah

syariah marketing


syariah marketing

investasi syariah


investasi syariah

pegadaian syariah


pegadaian syariah

Asuransi syariah


Asuransi syariah

 

Sebenarnya konsep asuransi di dalam ajaran Islam bukanlah hal baru. Sejak zaman Rasulullah praktik asuransi sudah dikenal. Bahkan menurut Thomas Patrick, dalam Dictionary of Islam, praktik ini sudah menjadi kebiasaan suku Arab sejak zaman dulu dan dikenal dengan ‘Aqilah (Lihat: Muhammad Syakir Sula, ‘Asuransi Syariah, Life and General, Konsep dan Sistem Operasional’, 2004).

Saat itu, jika ada salah satu anggota suku yang terbunuh oleh anggota suku lain, pewaris korban akan dibayar sejumlah uang darah (diyat) sebagai kompensasi oleh saudara terdekat dari pembunuh. Saudara terdekat pembunuh tersebut disebut ‘Aqilah, harus membayar uang darah atas nama pembunuh.

Kata ‘Aqilah, menurut Dr Muhammad Muhsin Khan, berarti Asabah, yang menunjukkan hubungan ayah dengan pembunuh. Oleh karena itu, ide pokok dari Aqilah adalah suku Arab zaman dulu harus siap untuk melakukan kontribusi finansial atas nama pembunuh untuk membayar pewaris korban. 

Kesiapan untuk membayar kontribusi keuangan sama dengan premi dalam praktik asuransi. Sementara itu, kompensasi yang dibayar berdasarkan al-’Aqilah mungkin sama dengan nilai pertanggungan dalam praktik asuransi sekarang. Karena itu, merupakan bentuk perlindungan finansial untuk pewaris terhadap kematian yang tidak diharapkan dari sang korban.

Syekh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari, mengatakan, dengan datangnya Islam, sistem ‘Aqilah diterima oleh Rasulullah menjadi bagian hukum Islam. Hal itu dapat dilihat pada hadits yang menerangkan pertengkaran antara dua wanita dari suku Huzail. Abu Hanifah mengatakan pernah ada dua wanita dari suku Huzail bertikai. Salah seorang dari mereka memukul yang lain dengan batu hingga mengakibatkan kematian wanita itu dan jabang bayi dalam rahimnya.

Pewaris korban membawa kejadian itu ke pengadilan. Nabi Muhammad SAW memberikan keputusan bahwa kompensasi bagi pembunuh anak bayi adalah membebaskan seorang budak laki-laki atau wanita. Sedangkan kompensasi atas membunuh wanita adalah uang darah (diyat) yang harus dibayar oleh ‘Aqilah (saudara pihak ayah) dari yang tertuduh.

Di dalam bahasa Arab, di antara makna al-aql adalah denda, al-’aqil yang membayar denda. Dalam beberapa kasus, Islam membebankan denda asuransi kepada orang lain (bukan yang melakukan pelanggaran). Namun di dalam ad-Diyah, yang menjadi sebab bukan kesengajaan, melainkan karena kekeliruan. Apabila ad-Diyah itu disebabkan kesengajaan, maka tidak ada asuransi yang memikul tanggung jawab ini. Karena itu, disyaratkan agar kerusakan itu tidak disebabkan kesengajaan. Di dalam masalah ad-Diyah, para ulama berkata, ”Wajib membayar denda terhadap sebagian kerusakan yang disebabkan kekeliruan seperti pembunuhan atau melukai karena kekeliruan atau kelalaian.”

MM. Billah dalam desertasi doktornya mengatakan, beberapa pasal yang tercantum di Piagam Madinah memuat ketentuan tentang asuransi sosial dengan sistem ‘Aqilah. Dalam pasal 3, Rasulullah membuat ketentuan mengenai penyelamatan jiwa para tawanan yang menyatakan bahwa tawanan yang tertahan oleh musuh karena perang, harus membayar tebusan kepada musuh untuk membebaskan yang ditawan. Konstitusi tersebut merupakan bentuk lain dari asuransi sosial. Demikian, wallahu’alam.

 

Dunia bergerak menuju sistem Bisnis Syariah

Dunia bergerak menuju sistem Bisnis Syariah

   
Sistem ekonomi syariah kini makin dikenal. Bahkan, Datuk Raja Mohamad dari lembaga OICBC Malaysia mengklaim bahwa dunia sekarang bergerak menuju sistem syariah. Sistem ini tidak hanya di sektor finansial.

Ekonomi syariah dinilai tahan guncangan krisis ekonomi. Hal ini yang membuat perekonomian negara maju mulai melirik sistem ini.

"Berdasarkan pengalaman krisis ekonomi Asia 1997 dan krisis kredit perumahan 2008, hanya bank syariah yang tidak terpengaruh, sehingga banyak negara Eropa beralih ke sistem ini, demikian pula semakin banyak negara meminta produk berlabel halal karena dianggap higienis," ujar Datuk Raja Mohamad di Jakarta, Selasa (11/9).

Untuk memperluas dan memperkuat ekonomi syariah, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah konferensi Muslim World BIZ yang rencananya akan digelar 12-16 September. Salah satu fokus konfrensi ini adalah tukar pengalaman antar negara yang telah menjalankan sistem ekonomi maupun perbankan syariah.

Ketua Kamar Dagang DKI Jakarta Eddy Kuntoro menuturkan, sudah saatnya Indonesia menguatkan infrastruktur riil ekonomi syariah. Negara di kawasan Asia Tenggara menyatakan kesiapannya sebagai pusat kegiatan ekonomi syariah.

"Singapura sudah menyatakan siap menjadi pusat ekonomi syariah pada 2020, London telah membuka pusat kajian syariah serius, masak kita dengan populasi muslim terbesar di dunia harus belajar ke sana nantinya soal ekonomi syariah," ujar Eddy di tempat yang sama.

Konfrensi ekonomi syariah akan diikuti oleh 600 pengusaha dari 35 negara muslim anggota organisasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

marketing syariah


marketing syariah

Perbankan Syariah tumbuh diatas rata-rata industri

Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar sejagat, Indonesia merupakan peluang pasar sangat bagus bagi bisnis perbankan syariah. Sayangnya, model syariah belum berkembang.

Menurut Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid, bisnis syariah sejauh ini baru memberikan kontribusi di bawah lima persen dari seluruh bisnis perbankan. Dia memperkirakan dalam lima tahun mendatang syariah bisa menyumbang sepuluh persen. "Mungkin lima tahun dari sekarang, syariah bisalah menjadi sepuluh persen, sekarang kan tiga persen," katanya.

Sebagai bukti, lelaki 55 tahun ini dalam wawancara khusus yang dimuat merdeka.com, mengungkapkan bisnis syariah CIMB Niaga tumbuh 70 persen saban tahun. Wawancara berlangsung santai dan ramah di ruang tamu lantai 15 Graha Niaga, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Pada kesempatan itu, Arwin mengenakan kemeja biru dipadu dasi abu-abu serta celana panjang hitam ditemani Kepala Ahli Ekonomi CIMB Niaga Winang Budoyo.

Arwin menegaskan aturan baru Bank Indonesia soal batas maksimal 40 persen buat kepemilikan saham asing di perbankan Indonesia tidak memberi dampak buat CIMB NIaga. Dia juga bercerita soal berbagai layanan berkualitas dari pihaknya yang membuat ia yakin nasabah bakal setia.
 
Sedangkan dari pertumbuhannya, tidak diragukan lagi konvensional kalah dari syariah. Tapi kalau melihat porsinya, konvensional masih 97 persen dan syariah tiga persen. Artinya, syariah punya prospek sangat bagus.

Pengertian Marketing Syariah


Pengertian Marketing Syariah


Guru marketing Hermawan Kartajaya sudah beberapa lama bergaul dengan praktisi keuangan syariah. Bahkan, Ia mulai fasih mengatakan ajaran Islam sebagai rahmatan lil alamin. Meski beragama Katolik, Hermawan malah berniat ikut dalam mengembangkan nilai Marketing Syariah.

Berikut petikan wawancara sesaat setelah peluncuran buku Syariah Marketing di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sebetulnya apa beda marketing syariah dan konvensional?

Dalam dunia marketing itu ada istilah kelirumologi. Itu lho sembilan prinsip yang disalah artikan. Misalnya marketing diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya. Atau marketing yang yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak bagus. Atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja. Itu salah satu kelirumologi ( merujuk istilah yang dipopulerkan Jaya Suprana). Marketing Syariah itu mengajarkan orang untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai syariah mencegah orang (marketer) terperosok pada kelirumologi itu tadi. Ada nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar. Apalagi jika ia Muslim.

Apakah nilai marketing syariah bisa diterapkan umat lain?
Lha ya nilai Islam itu universal. Rahmatan lil alamin. Begitu kan istilahnya. Nabi Muhammad itu menyebarkan ajaran Islam pasti bukan hanya untuk umat Islam saja. Jadi tidak apa-apa jika nilai marketing syariah ini inisiatif orang Islam supaya bisa menginspirasikan orang lain. Makin banyak non-Muslim yang ikut menerapkan nilai ini, makin bagus. Saya ikut mengendorse marketing syariah. Soal jujur itu kan universal. Jadi marketing syariah harus diketahui orang lain dalam rangka rahmatan lil alamin itu.

Apa nilai inti marketing syariah?
Integrity atau tak boleh bohong. Transparansi. Orang kan tak boleh bohong. Jadi orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya. Itu jika konsep marketing dijalankan secara benar.

Bagaimana muasal perkembangan nilai spiritual dalam marketing?
Sejalan dengan perkembangan dunia. Setelah September attack, orang melihat IQ dan EQ saja tidak cukup. Harus ada SQ, spiritual quotient. Orang melihat.

Apakah nilai marketing syariah ini akan bertahan?
Ya pasti sustain. Karena prinsip dasarnya kejujuran. Ini yang dibutuhkan semua orang. Apalagi setelah kasus seperti Enron, Worldcom dan lainnya. Orang melihat
bisnis itu harus jujur.

Lalu di mana peran ilmu marketing dalam konsep syariah?
Syariah mengendorse marketing dan marketing mengendorse syariah. Ilmu marketing menyumbangkan profesionalitas dalam syariah. Karena jika orang
marketing tidak profesional, orang tetap tidak percaya. Lihat saja bagaimana investor Timur Tengah belum mau investasi di Indonesia, meski negara ini populasinya mayoritas Muslim. Karena mereka tidak yakin dengan profesionalitas kita. Jadi, jujur saja tidak cukup.

Bukankan nilai kejujuran dan transparansi itu diajarkan semua agama?
Ya. Memang semua agama mengajarkan nilai itu. Tapi jangan lupa bahwa islam itu rahmatan lil alamin. Jadi, ada titik singgung. Bukankah lebih baik mencari yang serupa dari pada memperkarakan yang berbeda. Jika begitu hidup kita damai. Menurut saya, tak mengapa kita sebut marketing syariah. Karena mayoritas populasi di Indonesia itu Muslim. Jadi nilai syariah yang kita kedepankan. Kita mulai di sini, di Indonesia. Ada bagusnya jika yang mengendorse itu orang Islam, bukan yang lain.

Setelah nilai spiritual konsep apa lagi yang akan mengemuka dalam dunia bisnis?
Millenium. Orang mencari keseimbangan. Maksudnya orang berbisnis itu harus menjaga kelangsungan alam, tidak merusak lingkungan. Berbisnis juga ditujukan untuk menolong manusia yang miskin dan bukan menghasilkan keuntungan untuk segelintir orang saja. Nilai-nilai ini ke depan akan mengemuka. Sekarang pertemuan para praktisi marketing mulai mengarah ke sana.

Setelah mengenal Islam, apa pendapat Anda tentang nilai yang diajarkan?
Islam agama yang universal dan komprehensif. Guidance-nya lengkap. Ada petunjuk untuk seorang pedagang, kepala negara, seorang anak, panglima perang
dan semuanya. Ada diatur secara lengkap. Di atas semua itu saya melihat Islam itu ajaran yang damai dan indah. Ajaran Islam bisa dipakai semua orang. Itu kesan saya dan mengapa saya mau mempelajari nilai Islam untuk dikembangkan dalam konsep marketing. Saya sekarang menjadi aktivis lingkungan dan nilai-nilai.

Sumber: Republika

Ide Bisnis sederhana bernilai Trilliunan



Salah satu ide bisnis sederhana ini mengantarkan pemiliknya sebagai orang terkaya Forbes.

Sejarah mencatat, banyak pengusaha yang tampil dengan ide-ide sederhana dan rendah hati, sehingga bisa mengubah secara efektif bisnis mereka menjadi sebuah raksasa.

Sebut saja nama-nama seperti Bill Gates, Larry Ellison, dan Mark Zuckerberg yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai tokoh-tokoh yang berhasil mengubah ide menjadi sumber uang. Namun, untuk bisa menjadi seperti mereka, masyarakat tak perlu tinggal di Silicon Vallet atau Seatle guna mengubah ide menjadi uang bernilai miliaran rupiah.

Berikut ini adalah 10 ide tak terduga yang justru bisa menghasilkan uang hingga jutaan dolar AS seperti dikutip laman CNBC.com.

1. Firehouse Sub (Kedai makanan bernuasa pemadam kebakaran)

Chris dan Robin Sorensen merupakan petugas pemadam kebakaran di Florida, AS. Dengan pengalaman sebagai keluarga yang bergelut dalam dunia pemadam kebakaran selama 200 tahun, mereka memunculkan ide untuk membangun kedai makanan.

Lewat dana pinjaman dari saudara ipar Robin, mereka memutuskan untuk membuka kedai pertamanya yang dihias dengan berbagai pernak-pernik seputar pemadam kebakaran. Bahkan, mereka menamai sejumlah makanan yang terinspirasi dari alat-alat pemadam kebakaran seperi Hook & Ladder dan Engine Company.

Saat ini, Firehouse Subs telah menjadi bisnis waralaba yang tengah meledak. Lisensi Firehouse Subs kini sudah dipakai di lebih 514 lokasi seluruh AS. Perusahaan juga berencana untuk melebarkan bisnis dengan menyasar wilayah di AS.

Pada 2011, Firehouse Subs meraup US$284,9 juta (Rp2,56 triliun) dari total penjualan mereka.

2. Two Men and a Truck (Bisnis pengangkutan sampah)

Marry Ellen Sheets tak pernah membayangkan bahwa kebiasaannya mengangkut sampah bisa mengantarkannya menjadi pemilik perusahaan bernilai jutaan dolar AS.

Pada 1980, putra Sheets, Jon, dan Brig Sorber, mulai terlibat dalam pekerjaan mengangkut sampah di sekitar kawasannya. Namun, ketika kedua anaknya tersebut menginjak bangku kuliah, Marry Ellen memutuskan untuk mempekerjakan dua orang pegawai dan membeli sebuah truk senilai US$350.

Awalnya, kegiatan yang dilakukan Marry Ellen ini sekadar hobi belaka. Namun, seiring waktu berjalan, dia memutuskan untuk menggarap bisnisnya tersebut secara serius. Dia mulai mewaralabakan bisnis pengangkutan sampahnya.

Saat ini, Two Men and a Truck beroperasi di 224 lokasi dan tersebar di 34 negara bagian. Brig Sorbes ditunjuk sebagai chief executive officer menggantikan ibunya, Marr Ellen yang duduk sebagai anggota direksi. Sementara itu, Jon Sorber bertindak selaku eksekutif.

Pada 2011, Two Men and a Truck telah beroperasi sebanyak 353.761 kali dengan total penjualan US$220 juta (Rp1,98 triliun).

3. Life is Good (Bisnis cenderamata dengan karakter kartun Jake)

Bert dan John Jacobs pertama kali memperkenalkan kaus t-Shirt pada 1989 dan menjualnya di sepanjang jalan pantai timur AS dan lingkungan universitas di Boston. Namun, kesuksesan tak menghampiri mereka.

Hingga lima tahun kemudian, keduanya berpikir untuk menggunakan desain kartun yang diberi nama Jake dengan motonya Life is Good. Masyarakat tampaknya terpincut dengan pesan optimisme singkat tersebut. Akibatnya, penjualan kaus T-Shirt mereka makin banyak diburu dan menarik minat perusahaan ritel.

Saat ini, wajah kartun Jake tak hanya melekat pada kaus. Bert dan John kini mulai menggunakan karakter kartun mereka pada handuk dan cangkir kopi bahkan tali pengekang anjing.

Pada 2011, tercatat bisnis Life is Good telah mendatangkan uang hingga US$100 juta (Rp900 miliar).

4. Spanx (Pakaian)

Gagasan Spanx bermula ketika pada suatu malam, Sara Blakely memutuskan untuk memotong bagian bawah celana pantyhouse-nya. Bermodalkan uang tabungan US$5.000, Blakely mulai melakukan penelitian dan mencatatkan paten atas produknya. Dengan mengendarai kendaraannya, Blakely lalu mendatangi sebuah pabrik di North Carolina untuk mulai memproduksi Spanx tersebut.

Pada 2000, prototipe pertamanya mulai meluncur dan mendapat respons positif dari sejumlah toko department store. Dalam tiga bulan pertama, dia berhasil menjual lebih dari 50 ribu unit.

Kini, bisnis Blakely telah mendunia, bahkan produknya telah dijual di berbagai belahan dunia. Hal ini pula yang mengantarkannya masuk dalam jajaran orang terkaya dunia versi Forbes pada 2012 dengan perkiraan pendapatan perusahaan sedikit di bawah US$250 juta (Rp2,25 triliun).

5. myYearbook (Buku tahunan online)

Dua orang bersaudara Dave dan Catherie Cook pertama kali muncul dengan idenya membangun bisnis buku tahunan lewat online ketika keduanya pindah sekolah menengah umum. Untuk memulai bisnisnya, dua orang muda ini menemui saudaranya Geoff Cook yang telah terlebih dahulu memulai berbisnis. Pada 2005, Geoff diangkat menjadi CEO myYearbook.

Selama sembian bulan pertama beroperasi, myYearbook telah memiliki pengguna sebanyak 1 juta. Seiring perkembangan perusahaan, myYearbook tak hanya menyasar pelajar SMU, namun melebarkan bisnisnya pada kalangan biasa.

Pada November 2011, situs Quepasa membeli myYearbook seharga US$100 juta (Rp900 miliar) dalam bentuk tunai dan saham. Juni ini, situs myYearbook mengubah merek mereka menjadi MeetMe.

Langkah besar lain yang ditempuh MeetMe adalah upaya merger dengan Quepasa yang membuat perusahaan memiliki jumlah pengguna sebanyak 80 juta orang dari sebelumnya 40 juta. (art)

sumber : vivanews.com

Info Bisnis modal kecil namun terbukti berHasil

Info Bisnis modal kecil namun sukses mendatangkan Hasil

Usaha sampingan hasil maksimal

Usaha sampingan hasil maksimal buat para karyawan.

Bisnis paling prospektif di tahun 2013

Bisnis apakah yang dinilai paling prospektif di Indonesia pada tahun 2013 ?

Syariah Marketing dalam Islam

Syariah Marketing dalam Islam

inilah Investasi Syariah paling favorit di Indonesia

inilah Investasi Syariah paling favorit di Indonesia

Pegadaian Syariah Panen di bulan Haji

Pegadaian Syariah Panen di bulan Haji memang bukan hal baru bagi sebagian orang.

Asuransi Syariah benarkah murni sesuai dengan Syariah ?

Asuransi Syariah benarkah murni sesuai dengan Syariah ?

Prospek Bisnis Syariah di tahun 2013 diprediksi semakin kinclong

Prospek Bisnis Syariah di tahun 2013 diprediksi semakin kinclong

 


Drs. Syamsu A. Makka, M.Si selaku Rektor Universitas Azzahra menyatakan bahwa pertumbuhan industri perbankan dan keuangan syariah di Indonesia mencapai angka 30 – 40%, sedang di dunia di kisaran 10 -20%. Angka-angka tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan keuangan dan perbankan konvensional, yang hanya berkisar 10%. Namun ironinya, 90% SDM pada industri perbankan dan keuangan syariah memiliki latar belakang ekonomi konvensional atau awam terhadap ekonomi syariah, dan hanya 10% SDI yang berlatar belakang syariah. Di Indonesia baru ada sekitar 25 – 30 perguruan tinggi yang memiliki jurusan/program studi ekonomi syariah, dan baru berhasil meluluskan sekitar 1000 lulusan setiap tahunnya. Padahal Bank Indonesia memperkirakan dibutuhkan sekitar 200 ribu SDI bank syariah untuk mencapai market share 5%.

Apalagi seiring dengan rencana perbankan syariah untuk melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) mempunyai prospek positif ke depannya.



Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad sebagaimana dirilis oleh Kontan mengatakan, "Peluang dan kesempatan bagi perbankan syariah cukup besar untuk masuk ke pasar modal. Kami sebenarnya ingin pendalaman pasar modal semakin baik, dengan semakin banyak yang IPO maka semakin bagus," ujar Muliaman di Jakarta pada bulan september lalu.

Muliaman juga mengatakan, pihaknya akan mensinergikan industri keuangan syariah dengan konvensional di Indonesia dengan saling mendukung tanpa melanggar batas-batas yang telah ada sehingga industri syariah dapat berkembang dengan lebih baik lagi.

"Bisnis terintegrasi harus dilakukan baik perbankan, pasar modal dan lembaga keuangan lain yang konvensional ataupun syariah dapat saling terintegrasi sehingga ada keterkaitan antara satu dengan yang lain," kata dia.